Setiap bisnis tentu memiliki
produknya masing-masing. Apakah itu barang atau jasa tergantung dari jenis
bidang bisnisnya. Sebelum membuat sebuah produk, pelaku bisnis pastinya perlu
memikirkan beberapa hal, salah satunya adalah sasaran produk. Yakni kepada
siapa produk tersebut ditawarkan, dan dengan cara apa. Hal inilah yang kemudian
dikenal sebagai pemasaran dalam dunia kewirausahaan.
Mengapa perlu ada pemasaran?
Sudah pasti karena produk yang dibuat harus dikenal oleh konsumen. Sebuah
produk yang cara pemasarannya efektif dan dilakukan dengan maksimal akan lebih berpeluang untuk mendapat
sambutan positif dari konsumen. Sehingga dengan segera memperoleh kepercayaan
dari konsumen serta mampu memberikan apa yang dibutuhkan oleh konsumen.
Hasilnya, target penjualan yang dicanangkan pun akan tercapai dan perusahaan
mampu untuk mengembangkan diri menjadi semakin luas.
Namun, dibutuhkan kemampuan serta
pengetahuan tentang bagaimana mempersiapkan pemasaran sebuah produk. Mulai dari
sarananya, kemasannya, serta teknis pelaksanaanya. Kreatifitas pun diperlukan
dalam membuat sebuah bentuk pemasaran yang memikat untuk para konsumen.
Salah satu yang dijadikan bentuk
pemasaran adalah iklan. Hari-hari ini, begitu banyak iklan yang sering kita
saksikan apakah di ruang publik, di tempat-tempat umum, di media massa, media
cetak, media elektronik, hingga media sosial. Gencarnya persaingan membuat tiap
pelaku usaha harus jeli memperhatikan dan membuat iklan produknya semenarik
mungkin.
Oleh karena itu, salah satu yang
menjadikan iklan menarik dan memikat adalah cara menyampaikannya. Baik secara
verbal maupun non-verbal, disamping pengemasannya secara visual. Membahasakan
sebuah produk akan lebih efektif dengan kata-kata yang sesingkat mungkin, namun
mampu memberi kesan pada konsumen tentang produk yang sedang diperkenalkan.
Informasi yang terlalu banyak akan memberikan kejemuan sehingga produk gagal
mendapatkan respon positif dari konsumen.
Selain itu, ada salah satu dari
empat sisi yang harus digugah dan dapat dicerminkan dari produk yang diiklankan
untuk semakin meyakinkan konsumen. Empat sisi tersebut ialah fear (rasa
takut), fun (kegembiraan), empathy (empati), dan hope (harapan).
Berikut ini pembahasannya.
FEAR (RASA TAKUT)
Dalam membantu meningkatkan
penjualan, beberapa perusahaan mencoba mengemas produk mereka dengan memainkan
isu-isu yang berhubungan dengan ketakutan yang mungkin dimiliki oleh konsumen. cara
seperti ini umumnya dilakukan dengan menunjukkan apa konsekwensi terburuk dari
sebuah isu, apa dampak terbesarnya, dan kemudian menjadikan produk yang ia buat
sebagai sebuah jalan keluar atas pemasalahan tersebut. Contohnya produk-produk
kesehatan yang sering muncul di televisi. Didalam iklan ditampilkan banyak
sekali kondisi kesehatan yang apabila dibiarkan akan berdampak buruk pada
kualitas kehidupan. Kemudian produk kesehatan yang ditawarkan pun muncul
sebagai solusinya, dengan sedemikian rupa membentuk anggapan kepada konsumen
bahwa produk inilah jalan keluar dari masalah kesehatan yang dialami. Tentunya strategi
ini dilakukan dengan memainkan isu yang krusial dan akan terus membutuhkan
penyelesaian. Atau bagaimana sebuah produk kosmetik yang menggunakan isu
‘halal’ dalam iklannya, sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan. Sehingga
melahirkan sebuah slogan persuasif seperti ‘halal dari awal’ untuk mencerminkan
bahwa pentingnya memakai produk halal yang sudah teruji akan membuat konsumen
tidak perlu mengkhawatirkan konsekwensi yang timbul atas keraguan antara halal
dan tidak. Dengan diksi yang betul-betul gampang diingat.
FUN (KEGEMBIRAAN)
Apakah kegembiraan menjadi sisi
penting dalam membentuk sebuah iklan produk? Jawabannya tentu saja. Tiap orang
tentulah mempunyai gaya hidup, dan gaya hidup merupakan sesuatu yang lebih
dekat dengan kegembiraan. Bisa juga dihubungkan dengan hal-hal seru atau
cerminan dari sebuah identitas diri. Dalam mengemas produk dengan memberikan
sisi kegembiraan, beberapa produk berlomba-lomba untuk membuat kesan familiar
terhadap konsumen. Ini yang bisa dilihat dari iklan mi instan, yang dimasa
sekarang memiliki variasi rasa yang begitu banyak. Seakan menunjukkan bagaimana
rasa yang ditawarkan adalah sesuatu yang menjadi kesukaan masing-masing
konsumen. Mencirikan sesuatu yang terasa personal sehingga muncul kesan produk
yang berkarakter dan sejiwa dengan konsumennya. Puncaknya, slogan dengan
menyisipkan kata ‘seleraku’ menjadi pilihan kata yang akan tertanam dengan baik
dalam pikiran konsumen, sehingga kata tersebut akan mengingatkan kembali pada
produk mi instan favoritnya. Hal yang serupa dilakukan oleh produk-produk
makanan dan minuman ringan, dan berbagai hal penunjang gaya hidup lainnya.
EMPATHY (EMPATI)
Untuk persoalan empati, iklan
produk dikemas dengan menyampaikan terkait persoalan sosial. Mengajak konsumen
untuk membangun jiwa sosialnya dan keinginannya untuk saling berbagi dengan
sesama. Maka iklan produk yang menggunakan sisi hope untuk menarik empati
konsumen, dibuat dengan mengusung sebuah program donasi. Dengan kata-kata
seperti ‘anda turut berdonasi pada pendidikan di wilayah terpencil’. Sehingga
selain dapat meningkatkan penjualan produk, akan muncul kesan bahwa perusahaan
tersebut memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah sosial.
HOPE (HARAPAN)
Yang terakhir adalah harapan.
Yakni apa yang menjadi ekspektasi konsumen terhadap produk yang diiklankan. kemasan
iklan umumnya hampir mirip seperti fear. Yang membedakan adalah, sisi fear
lebih mendalam menunjukkan sebuah isu dan akibat yang ditimbulkannya, sedangkan
hope lebih menggambarkan apa yang akan didapat dengan memakai sebuah produk
yang diiklankan. Dengan menyertakan hal-hal yang menjadi keunggulan produk
tersebut, produsen mencoba memberikan kesan bahwa produknya memiliki sebuah
kualitas yang membuat konsumen tidak akan kecewa menggunakan produknya. Kenyamanan,
harga terjangkau, ataupun kualitas terbaik menjadi kata-kata yang akan selalu
disertakan dalam pengiklanan produk. Masing-masing produk berlomba-lomba
memenangkan hati konsumen dengan klaim tersebut. Sebab itulah yang menjadi
harapan mendasar dari konsumen terhadap produk barang maupun jasa.
Maka dari itu, menciptakan
kalimat-kalimat enegik, powerful serta mampu menarik hati konsumen adalah
tantangan untuk seorang copywriter menginformasikan produk yang akan diiklankan
dengan tujuan peningkatan penjualan serta membuat produk lebih dikenal luas.
No comments:
Post a Comment