Linguapreuner Indonesia

mengabadikan perenungan dalam kata-kata.

Saturday, April 13, 2019

Uninstall "Alasan Putus Dengan Pasangan" Biar Nggak Jagain Jodoh Orang



Menjalin hubungan asmara yang dapat bertahan untuk waktu yang lama, pastilah menjadi keinginan siapapun, tak terkecuali saya. Perasaan bahagia itu begitu membuncah kala  menghabiskan waktu dalam kebersamaan yang hangat, ditambah pasangan yang mampu untuk saling menjaga perasaan satu sama lain, serta keharmonisan yang terus dihadirkan kendati masalah dalam sebuah hubungan tak bisa dielakkan.

Supaya Tidak Jagain Jodoh Orang

Namun, sebenarnya bukan persoalan seberapa berat permasalahan yang dihadapi. Selama hal itu wajar dan tidak terlampau prinsipil, seperti persoalan orang ketiga, tidak ada toleransi untuk itu.  Melainkan mengenai bagaimana menyikapinya dengan berimbang tanpa perlu membuat kecewa perasaan pasangan yang nantinya mempengaruhi kualitas kasih sayang dalam diri pasangan kita maupun diri sendiri, membuatnya berubah sikap dan menurunkan kadar perasaannya.

Mungkin kita pernah sekali atau dua mendapatkan cerita dari teman, sahabat, keluarga, atau darimanapun mengenai hubungan asmara yang tidak dapat dilanjutkan lagi lantaran peliknya sebuah masalah. Meskipun menurut pandangan kita hal itu tampak sangat sepele, sedangkan bagi yang mengalami pada akhirnya tidak menemukan jalan keluar lalu sepakat memilih mengakhiri saja hubungan yang dengan susah payah sudah dibangun tersebut.

Mau bagaimana lagi. Mungkin itu keputusan terbaik untuk semuanya. Kemudian mulailah muncul dampak atas kegagalan menjalani sebuah hubungan. Seperti perasaan yang terluka dan tersakiti. Rasa kekecewaan mendalam, sakit hati yang berlarut-larut, sampai trauma dan memilih sendiri entah sampai kapan, menutup rapat-rapat perasaan itu. Situasi itu tentu begitu menyiksa dan bukan tidak mungkin mengganggu aktifitas pribadi sehingga hidup menjadi tidak stabil lagi. Sebab perasaan terdalamlah yang dipaksa menghadapi kenyataan pahit tersebut.

Yakinlah, tak ada orang yang berharap untuk gagal dalam hubungan asmaranya. Dengan semakin bertumbuhnya seseorang, seiring bertambahnya pula usia, akan tiba masanya ketika perasaan tersebut memerlukan tempat untuk berlabuh. Ada tujuan akhir dari sebuah perasaan berupa ikatan sakral pernikahan, hidup berumah tangga hingga akhir usia. Namun sebelum sampai pada jenjang setinggi itu, umumnya seseorang akan mencoba menjajal perasaannya sekali maupun berkali-kali ke sosok yang membuatnya jatuh hati. Mencoba untuk berada pada posisi dimana ia membangun sebuah kecocokan, belajar membangun komitmen, menata perasaannya, dan sebagainya.

Supaya Tidak Jagain Jodoh Orang

Walau ujung-ujungnya miris juga kalau mendengar ucapan “ternyata cuma jagain jodohnya orang”, akibat waktu lama yang dihabiskan dalam hubungan ternyata kandas tanpa tersisa, dan kalimat-kalimat senada lainnya lantaran hubungan berakhir, akan tetapi biarlah hal tersebut dijadikan pembelajaran untuk menjadi sosok yang lebih baik sampai pada waktunya bertemu dengan orang yang tepat.

Maka, pada tulisan ini saya ingin membahas satu hal yang perlu dipahami agar hubungan asmara dapat bertahan untuk waktu yang lama.

Singkat saja. Intinya cukup sederhana, yaitu setiap pasangan harus bisa mengesampingkan egonya masing-masing. Kedengaran sesederhana itu, mudah diucapkan, bahkan sudah terlalu sering dibahas dan membuatnya terkesan klise. Akan tetapi, mengesampingkan ego pada praktiknya bukanlah hal mudah. Membutuhkan pembiasaan dan pemahaman yang baik atas kondisi yang tengah dihadapi dalam sebuah hubungan yang sudah dijalani.

Begini, coba ingat-ingat pada saat sebuah hubungan masih tergolong baru dibangun. Ada nyala perasaan yang kuat disana. Pada tahapan baru memulai hubungan ini, jika boleh dibilang, tiap pasangan masih dalam upaya untuk saling mengenal lebih jauh dan menentukan arah hubungannya akan kemana, sehingga semuanya akan tampak begitu manis dan menyenangkan. Oleh karena itu wajar saja ketika ada satu dua masalah tapi tidak disikapi secara agresif, seperti tersinggung maupun emosional. Seorang pasangan masih mampu menahan gejolak emosi itu timbul dan memberi pemakluman-pemakluman terhadap masalah yang terjadi. Namanya masih baru.

Kemudian seiring berjalannya waktu, saat kejemuan berangsur-angsur muncul, ditambah lagi faktor diluar hubungan itu sendiri, seperti beban atas masalah pribadi, yang mempengaruhi kualitas perasaan kita terhadap pasangan. Pikiran  menjadi sedikit tealihkan untuk tetap rukun dan akur. Sehingga ada kemungkinan apabila terjadi persinggungan diantara keduanya, responnya pun bisa menjadi lebih agresif, tidak seperti saat awal-awal hubungan. Muatan emosi yang tercipta pada dasarnya bukan mutlak tercipta dari sikap dan perilaku pasangan saja, melainkan juga didorong oleh gejolak diri sendiri yang muasalnya dari keadaan sekeliling, yang semuanya dari luar hubungan yang dijalani bersama pasangannya.

Kondisi inilah yang harus disadari. Kondisi inilah yang butuh menjadi pengertian bersama sehingga sanggup menekan ego hanya demi harmonisnya hubungan ke depan.

Supaya Tidak Jagain Jodoh Orang

Kuncinya untuk tetap dapat berkesadaran dalam bertindak dan untuk mampu menekan luapan emosi tersebut adalah dengan mengingat-ingat bahwa bersama pasangan tentu ada hari baik yang pernah dijalani, pun hari buruk juga ada, namun itu semua tidak akan selamanya berlangsung. Terus ingat-ingat apa yang telah dilalui bersama, canda-tawa, caranya memberi perhatian, juga apa yang telah sama-sama dikorbankan dalam hubungan akan menjadi sumber daya tak terbatas ketika perasaan yang kadarnya terlah menurun perlu untuk dipompa agar naik kembali. Bagi saya, menciptakan kebahagiaan sederhana yang justru bisa didapatkan tiap hari bersamanya, jauh lebih penting ketimbang kebahagiaan besar yang mungkin sampai membuat terharu pasangan, namun sangat jarang didapatkan.

Sebagai penutup, ingin saya sampaikan bahwa status seseorang yang menjadi pasangan, tentulah berbeda dengan status seseorang sebagai teman, sahabat, maupun sekedar kenalan sambil lalu. Maka, dengan status tersebut harusnya membuat kita paham bagaimana membedakan cara berlaku pada masing-masing.  

No comments:

Post a Comment